CARI TAHU TENTANG OLI

Kalau kita jeli mengamati kemasan oli yang biasa kita pakai pada motor kita, pastilah tertera kode - kode yang sangat sulit kita pahami, seperti SAE, API, JASO, dan lain - lain. Mari kita bahas satu - persatu hal - hal yang berhubungan dengan oli, selain itu kita akan mengupas lebih dalam tentang oli seperti konduktivitas, Flash point, Pour Point, oksidasi, pewarna dan parfum oli.





1. Viskositas / kekentalan oli

Viskositas oli di ukur dengan alat viscosimeter. Satuannya dalam S.S.U (Socoud Saybolt Universal) tetapi dalam prakteknya S.S.U cuma dipakai dalam teori pengukuran dalam ilmu tehnik saja. Dalam prakteknya viskositas oli memakai SAE (Society of Automotive Engineer). Contoh : SAE 20W-50, angka 20 dan 50 menyatakan viskositas oli. Sedangkan W singkatan dari Winter artinya musim dingin. Apabila diartikan keseluruhan 20W-50 adalah pada saat musim dingin kekentalan oliada pada angka 20 dan pada saat musim panas kekentalan oli ada pada angka 50. oli seperti ini biasanya di sebut MULTI GRADE.

Karena di Indonesia perubahan suhu / cuaca tidak se-extreem di daerah orang bule, maka ada pihak pabrikan oli yang memproduksi oli single grade atau kekentalan tunggal, Misalnya: SAE40.

Intinya semakin kecil viskositas oli, semakin mudah oli tersebut mengalir pada komponen mesin, Contohnya; SAE 10W-30. Begitu juga sebaliknya, semakin besar viskositas oli, semakin sulit pula oli tersebut mengalir dan mengisi rongga - rongga pada komponen mesin contoh: SAE 20W-50. Dan yang lebih kental agi SAE 90 yang biasa di gunakan pada gardan mobil.

2. API Service dan JASO

API (American Petroleum Institute) merupakan lembaga yang menghomologasi mutu oli di seluruh dunia. Biasanya di cantumkan berdampingan dengan kode viskositas oli contohnya: SAE10W-30 API SJ. Semakin besar/ mundur huruf setelah "S" semakin bagus kwalitas dari oli tersebut Misalnya: API SG lebih bagus dari API SD.

JASO (Japanese Automotive Standards Organization) merupakan lembaga standar oli yang dimiliki oleh jepang dan biasanya digunakan pada standar oli sepeda motor kode yang biasa digunakan MA,MA-2,MB.

3. Konduktivitas

Oli selain sebagai minyak lumas, juga sebagai penghantar/ pengalir panas dalam mesin. contohnya: Wilayah mesin terpanas dari mesin adalah silinder head dan blok silinder, apabila tidak ada oli yang mengalir pada silinder head maupun celah silinder dan piston, piston akan macet karena memuai.

4. Flash Point

Flash Point adalah titik suhu oli menguap. Oli jelek biasanya gampang menguap, karena tidak tahan panas. Rata - rata motor di Indonesia suhu oli di dalam mesin berkisar 105 derajat celcius. Apabila anda mengganti oli motor dengan menuangkan oli kedalam mesin 800 ml dan pada saat pergantian oli berikutnya oli tersebut berkurang dari 800 ml, berarti oli yang anda gunakan berkwalitas kurang bagus ( dengan catatan tidak ada kebocoran pada silinder dan sil klep/katup).

5. Pour Point

Pour point adalah titik terendah suhu oli dalam keadaan encer. Untuk Indonesia Pour Point tidak seberapa berpengaruh, karena suhu di Indonesia tidak pernah dibawah 0 derajat celcius dan rata - rata oli yang beredar di Indonesia Pour Point-nya berkisar -26 derajat celcius.

6. Oksidasi

Oksidasi adalah reaksi kimiayang terjadi antara oksigen (O2) dengan Hidrokarbon (HC) di dalam oli. Hasil oksidasi dapat menimbulkan kerak dan bersifat asam. Sehingga jangan sekali - kali menyimpan motor dengan oli bekas pakai.

7. Warna oli

Pewarna oli menunjukkan jenis zat pelicin yang di tambahkan pada oli tersebut. Contohnya : Lilin, olinya berwarna hijau atau Naftenik, olinya berwarna kebiru - biruan.

8. Parfum oli
Parfum oli biasanya di tambahkan 0,1-0,5% dari volume oli, tapi sangat di sayangkan parfum oli biasanya akan mengurangi dari performa oli tersebut. Makanya di benua eropa dan amerika parfum oli tidak pernah di gunakan.